Hari berikutnya datang, tengah hari pun menjelang, dan seperti biasanya Bilal dilemparkan diterik panas yang membakar dalam naungan kesabaran dan kepasrahan total kepada Allah. Tiba-tiba datang seseorang kepada para algojo yang sedang menyiksa lalu berkata :
“Apakah kalian akan membunuh orang yang sekedar mengucapkan Tuhanku Adalah Allah?”
Kemudian orang itu berkata kepada Umayyah :
“ Ambillah yang lebih banyak dari harganya!”
(artinya orang tersebut ingin membeli Bilal meskipun dengan harga yang tinggi).
Betapa gembiranya Umayyah mendengar hal tersebut. Orang yang menawar Bilal itu tak lain adalah Sayyidina Abu Bakar. Bilal pun lalu dijual pada Abu bakar yang kemudian memerdekakanya saat itu juga.
Ketika abu bakar menggandeng tangan Bilal dan akan membawanya pergi menuju kebebasan, Umayyah berkata :
“Ambillah dia, maka demi Lata dan Uzza andaikan kamu membelinya hanya dengan seperenam kati (harga murah) niscaya aku akan menjualnya kepadamu!”
Abu bakar mengerti mengapa Umayyah mengatakan itu. Kerana keputus-asaan dan kegagalanya menundukkan Bilal. Karena menghargai Umayyah yang di zaman Jahiliah telah menjalin persaudaraan dan menjadi mitrea dagang , Abu Bakar menjawab :
“Demi Allah, andaikan kamu menolak untuk menjualnya kecuali dengan harga seratus ankiyah (harga tinggi) niscaya aku akan membelinya.”
Lalu berangkatlah abu bakar bersama sahabat barunya itu untuk menghadap Rasulullah Shallallah alaih wasallam dan melaporkan kebebasan Bilal. Hari itu adalah hari raya besar bagi Bilal dan tangga awal dalam perjuanganya dibawah panji Islam.
Waktu berlalu, hingga Nabi alaih al shalat wassalam hijrah ke Madinah.di kota yang baru ini, beliau bermaksud membuat pengumuman ajakan shalat setiap waktunya tiba, yaitu azan. Beliaupun memilih dianatara para sahabat , siapa kiranya yang pantas mengemban tugas ini. Tugas yang akan menjadikan pelaksananya sebagai orang paling dekat dengan beliau. Akhirnya pilihan pun jatuh kepada Bilal, seorang yang sejak tiga belas tahun sudah berseru : ahad..ahad..Allah maha Esa.. dan jadilah Bilal sebagai juru azan pertama dalam sejarah Islam.