Siksaan –siksaan yang ditimpakan kepada Bilal tidak lebih hanya untuk menjaga kehormatan mereka, dan supaya orang-orang Quraisy tidak sampai bercerita bahwa mereka telah kalah fatal mengahadapi kebesaran jiwa budak mereka.
Akan tetapi, satu kalimat yang mereka harapkan tak kunjung diucapkan.padahal jika mau, bilal bisa boleh saja berpura-pura mengucapkanya demi membeli hidup dan jiwanya tanpa kehilangan iman, namun dia tetap menolak.malah sebagai gantinya dia menyenandungkan lagu abadi “ Ahad… Ahad..”.
“Sebutkan Lata Uzza!”teriak para algojo.
Jawab Bilal “Ahad…ahad..”
“Lidahku tidak mampu mengucapkan itu dengan baik” lanjut bilal mantap.
Maka bilal pun terus berada dalam cengkraman siksaan mereka.hingga sore harinya, mereka tegakkan tubtuh Bilal untuk berdiri, lehernya mereka ikat dengan tambang, kemudian mereka perintahkan anak-anak untuk mengaraknya keliling Makkah lewat gunung-gunung dan jalan raya. Sementara itu dia terus merintih dengan lagu abadinya : Ahad… Ahad..
Suatu hari Bilal sedang diikatkan pada sebatang pohon dengan tambang yang kuat, tiba-tiba muncullah Umayyah bin Khalaf yang langsung memukulnya.
“kesialan apa yang menimpa kami dengan dirimu, hai hamba jelek!” teriak Umayyah memuntahkan segala kekesalanya.
“demi Lata dan Uzza aku akan jadikan kamu sebagai contoh bagi hamba-hamba lain dan tuan-tuan”.
Dengan keteguhan iman dan kejernihan jiwa, Bilal menjawab” Ahad…ahad…”.
sampai-sampai sang algojo berpura-pura seolah-olah membela Bilal dan berkata kepada Umayyah :
“ Biarkan dia Umayyah, demi Lata, Bilal tidak akan disiksa lagi setelah hari ini. Bilal adalah keluarga kita. Ibunya adalah sahaya kita dan Bilal tidak akan rela menjadikan kita cerita jelek di tengah suku Quraisy dengan keislamanya.”
Dengan kesucian jiwa, Bilal memandang tampang-tampang bohong itu sambil tersenyum dan mengucapkan “ AHAD…ahad..