Abdullah bin Mas’ud, remaja buruh penggembala kambing, tidak pernah berani melewati suatu majelis tempat pembesar-pembesar Quraisy berkumpul, kecuali dengan kepala tertunduk sarat ketakutan dan langkah cepat. Namun setelah masuk Islam, dia memiliki kebesaran hati dan jiwa, hingga tanpa ragu datang menemui rombongan pembesar Quraisy yang sedang berkumpul di samping Ka’bah. Lalu dengan tegar dan mantap dia membaca kitab suci Al-Qur’an di hadapan mereka.
Mendadak para pembesar Quraisy terkesiap bingung dan hampir-hampir tidak percaya pada apa yang disaksikan oleh mata mereka dan apa yang didengar oleh telinga mereka. Jauh dari bayangan dalam benak mereka bahwa si pembaca Al-Qur’an ini yang menantang kebesaran dan kekuasaan mereka tidak lebih dari buruh mereka. Abdullah bin Mas’ud, si melarat yang miskin, dengan suara merdunya membuat mereka terbengong-bengong mendengar Al-Qur’an yang sungguh-sungguh menjadi mukjizat tiada tara.
Seorang saksi mata, Azubair bin al-Awwam, mengisahkan dengan lebih jelas kejadian itu. Dia berkata:
Orang yang pertama kali membaca Al-Qur’an dengan keras dan terang-terangan adalah Abdullah bin Mas’ud. Ketika para sahabat Rasulallah Saw. berkumpul, salah seorang dari mereka bertkata, “Demi Allah orang Quraisy belum pernah mendengarkan Al-Qur’an dibacakan dengan keras. Maka siapakah diantara kalian yang sanggup memperdengarkan bacaan Al-Qur’an kepada mereka?”
“Aku sanggup!” kata Abdullah bin Mas’ud mantap.
Para sahabat berkata: “Kami takut karena mereka di atas Anda. Kami inginkan seseorang yang memiliki keluarga dan kerabat yang mampu mempertahankannya dari gangguan mereka bila mereka mengganggu.”
“Biarkanlah aku! Allah yang akan mempertahankan diriku,” balas Abdullah bin Mas’ud tetap bersikukuh.
Maka pagi-pagi dia berjalan hingga sampai di makam Ibrahim waktu dhuha (pagi menjelamg siang), pada saat orang-orang Quraisy sedang berkumpul dalam kelompok mereka masing-masing. Selanjutnya, Abdullah bin Mas’ud berdiri di samping makam Ibrahim dan dengan suara keras membaca Bismillahirrahmnirrahim, ar-rahmanu ‘allama Al-Qur’an. Dia menghadap mereka dengan terus membaca ayat-ayat dari surat ar-Rahman.
Orang-orang Quraisy pun memperhatikan Abdullah bin Mas’ud dan berseru, “Dia membaca sebagian dari apa yang dibawa oleh Muhammad.” Maka serentak mereka berhamburan dan beramai-ramai mengeroyok serta memukuli Abdullah bin Mas’ud yang terus saja melanjutkan bacaannya.
Setelah selesai, sahabat pemberani ini kembali kepada para sahabat dalam keadaan wajah dan beberapa bagian tubuhnya penuh luka.
“Inilah yang kami takutkan atas diri Anda,” kata sahabat-sahabatnya.
Dia pun menjawab, “Tidak pernah musuh-musuh Allah terasa lebih begitu ringan bagiku seperti sekarang. Bila kalian menghendaki, besok pagi akan aku lakukan tugas yang sama.”
“Cukup!” cegah para sahabat, “Anda sudah memperdengarkan kepada mereka sesuatu yang sangat tidak mereka sukai.” Sumber rujukan ; buku “para sahabat” karya KH.Fuad Hasyim