Jika anda ingin melakukan sebuah perjalanan, pertanyaan pertama yang harus anda jawab adalah bagaimana cara anda mencapai tujuan dengan murah cepat dan aman.
Pertanyaan diatas akan membantu anda memudahkan perjalanan anda.bayangkan jika anda berjalan tanpa peta dan tujuan, bukankah itu sama saja dengan orang yang tidak waras?
Jika kita berbicara mengenai parenting, maka hal yang paling penting adalah dari mana kita memulainya?
Mengingat banyak orang tua yang belum mampu mengelola dirinya sendiri, kemudian ia mengeluhkan anak asuhnya yang susah diatur. Maka dari itu patut dicamkan bahwa sesungguhnya salah satu kunci utama kesuksesan parenting ada pada diri kita sendiri.
Sudah pantaskah kita disebut sebagai orang tua? Sudah pantaskah kita menjadi pemimpin bagi anak-anak dan keluarga kita? Akan kemana kita bawa “perahu” keluarga kita? Mari kita simak kalimat berikut ini. Tulisan ini konon di temukan di sebuah perkuburan di Westminster Abbey, Inggris pada tahun 1100 Masehi :
“KETIKA AKU MASIH MUDA DAN BEBAS BERKHAYAL, AKU BERMIMPI INGIN MENGUBAH DUNIA.
LALU SEIRING DENGAN BERTAMBAHNYA USIA DAN KEARIFANKU,KUDAPATI BAHWA DUNIA TAK KUNJUNG BERUBAH, MAKA CITA-CITA ITU PUN AKU PERSEMPIT, LALU KUPUTUSKAN UNTUK HANYA MENGUBAH NEGERIKU.
NAMUN TAMPAKNYA HASRAT ITUPUN TIADA HASILNYA.
KETIKA USIAKU SEMAKIN SENJA, DENGAN SEMANGATKU YANG MASIH TERSISA,KUPUTUSKAN UNTUK MENGUBAH KELUARGAKU, ORANG-ORANG YANG PALING DEKAT DENGANKU.
TETAPI, CELAKANYA MEREKA PUN TIDAK MAU BERUBAH!
DAN KINI, SEMENTARA AKU BERBARING SAAT AJAL MENJELANG, TIBA-TIBA KUSADARI:
ANDAI SAJA YANG PERTAMA-TAMA KU UBAH ADALAH DIRIKU SENDIRI, MAKA DENGAN MENJADIKAN DIRIKU SEBAGAI PANUTAN, MUNGKIN AKU BISA MENGUBAH KELUARGAKU.LALU BERKAT INSPIRASI DAN DORONGAN MEREKA BISA JADI AKU PUN MAMPU MEMPERBAIK NEGERIKU, KEMUDIAN SIAPA TAHU AKU BAHKAN BISA MENGUBAH DUNIA.”
Kalimat diatas senada dengan apa yang di sabdakan baginda Nabi SAW dalam Hadis Sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim :
ألا كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته، فالإمام الأعظم الذي على الناس راع وهو مسؤول عن رعيته، والرجل راع على أهل بيته وهو مسؤول عن رعيته، والمرأة راعية على أهل بيت زوجها وهي مسؤولة عنهم، وعبد الرجل راع على مال سيِّده وهو مسؤول عنه، ألا كلّكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته))
Ingatlah! Setiap diri kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan kepada kalian . Seorang kepala negara adalah pemimpin yang harus bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, seorang istri adalah penanggung jawab atas urusan rumah dan keberlangsungan pendidikan anak-anaknya, seorang pembantu adalah pengelola harta tuanya dan akan mempertanggung jawabkan etos kerjanya. Ingatlah, setiap kalian adalah para pemikul tanggung jawab dan kelak akan dimintai mempertanggung jawabanya.
Hadis tersebut mengisyaratkan bahwa sesungguhnya pusat kontrol semesta ada di dalam diri kita. Hal-hal yang di luar kita, sebenarnya bergantung pada manajemen jiwa dan pikiran kita. Jika jiwa kita sendiri belum matang dan masih acak-acakan, maka niscaya apa yang ada di luar kita akan semakin tidak terkontrol. Termasuk dalam hal pola asuh anak. Jika kita sendiri belum mampu mengasuh orang yang paling dekat – yaitu jiwa kita sendiri, tentu untuk dapat mengasuh orang lain akan lebih sulit.
Oleh karenanya, mengenal prinsip-prinsip dalam pengasuhan anak sangat penting sebagaimana usaha untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
KH.Abdullah Gymnastiar dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa kunci sukses setiap perubahan dimulai dari empat M :
M Pertama mulai dari diri sendiri
M kedua mulai dari yang paling dekat
M ketiga mulai dari yang terkecil
M keempat mulai sekarang juga
Pada tulisan-tulisan berikutnya akan kami paparkan beberapa pripsip parenting yang penting di ketahui oleh setiap orang tua atau calon orang tua.