Dalam tradisi ulama, ucapan adalah doa. Lebih-lebih ucapan orang tua kepada anaknya.oleh karenanya bisa jadi kenakalan seorang anak banyak disebabkan oleh kalimat negatif orang tuanya yang diulang-ulang sehingga menjadi stempel buruk yang diamini dan diimani oleh anak tersebut.
Sutau ketika penulis bertamu di rumah seorang kiai sepuh yang penulis anggap telah sukses mendidik putera-puterinya. Sebab semuanya berpendidikan tinggi, mulai dokter, insinyur, hingga pengusaha. Saat itu penulis bersama anak penulis yang kebetulan rewel dan tak mau diatur.
sontak beliau berkata :
jangan sekali-kali melayangkan kata “NAKAL” kepada anakmu. Gantik kata “NAKAL” dengan “NOKAL”!!!.
“NOKAL” itu apa abah ? tanya saya.
“ONO AKALE! “ tukas beliau.
“Anak yang rewel, aktif dan sulit diatur itu biasanya anak cerdas” tambah beliau.
Saya pun manggut-manggut.
“ingat! Ucapan orang tua adalah doa untuk anaknya!” . beliau mewanti-wanti status dan posisi saya sebagai orang tua yang kadang lupa akan statusnya. Sehingga sering bersikap kasar dan melayangkan kalimat-kalimat “kutukan” kepada darah dagingnya sendiri.
Nabi Muhammad SAW memperingatkan kita agar selalu waspada dalam berutur sekecil apapun itu. Beliau bersabda :
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka Hendaklah ia bertutur dengan kata-kata yang baik atau jika tidak bisa, lebih baik diam”. (HR.Imam Bukhari).
Sabda baginda Nabi ini terlihat sangat sederhana akan tetapi mempunyai dampak yang sangat besar bagi perkembangan pendidikan anak. Lebih-lebih saat anak dalam usia emas yaitu usia 0-11 tahun. Sebab pada usia itu seorang anak ibarat vacum cleaner alias mesin sedot benda apa saja di hadapanya yang ia lihat, ia dengan dan ia rasa.
Apa saja yang ia dengar dan lihat adalah sebuah kebenaran dan kebaikan. Oleh karenanya setiap melihat sebuah adegan atau gambar ia suka menirunya. Jika itu hal negatif maka bisa jadi otak dan perilakunya akan meniru seperti apa yang ia lihat.
Disinilah peranan orang tua sangat dibutuhkan dalam mengarahkan dan membimbing perilaku anak sehingga si anak belajar memilah dan memilih mana hal yang postif dan hal yang negatif. Saat anak anda melakukan hal-hal negatif jangan langsung membentak dan meneriakinya “anak nakal” karena itu sama saja anda mengamini kenakalan anak tersebut. Sabda Nabi tentang pentingnya menajaga tutur kata yang kami kemukakan diatas tidak hanya berisi tuntunan dalam merespon peristiwa negatif yang menimpa kita, akan tetapi juga mencerminkan tingkat keimanan kita saat itu.maka jika kita selalu waspada dan menjaga hubungan kita dengan Allah, otomatis seluruh aktifitas dan tugas-tugas kehidupan kita akan dimudahkan dan diberkahi.